• Syahrial Abdi

KAMPAR -- Penjabat (Pj) Bupati Kampar Syahrial Abdi sebut pengaturan pelepasan pintu air, durasi dan peringatan lebih dini menjadi kunci utama minimnya daerah di Kampar yang terdampak banjir akibat dibukanya pintu air di PLTA Koto Panjang.

Hal ini berbeda dari tahun sebelumnya, dimana ketika pintu PLTA dibuka tak diperhatikan luapan air di hilirnya hingga merendam perkampungan warga, khususnya disekitaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Kampar.

"Bagusnya penanganan tahun ini, adanya koordinasi yang baik. Kemudian pendapat kita dari hasil evaluasi tahun lalu juga didengar. Karenakan kalau dilepas langsung seperti tahun lalu maka ketinggian air pun tak lagi bisa dikontrol, perkampungan warga pun kebanjiran karena air sungai naik," kata Pj Bupati Kampar, usai meninjau posko banjir di Bangkinang Kota, Rabu 8 Maret 2017.

Syahrial lantas menceritakan sebelum dan sesudah dibukanya pintu air PLTA Koto Panjang, dirinya sudah memerintahkan kepada jajaran terkait untuk memantau sejumlah daerah yang diprediksi terkena dampak banjir dilakukan pemantauan. 

Kemudian dari hasil koordinasinya dengan pihak PLTA, pintu air PLTA juga dibuka terbatas dan berdurasi. Tujuannya agar Sungai Kampar tak meluap yang dapat berdampak pada perkampungan warga disekitaran sungai.

Selain itu, sebelum pintu air dibuka warga melalui mesjid-mesjid juga sudah mendapatkan peringatan dini. Meski diakuinya tetap saja ada daerah di Kampar yang terkena dampak banjir, namun dibanding tahun lalu jauh tidak separah tahun ini. 

Karena menurutnya, terendamnya sejumlah daerah di Kampar tidak hanya disebabkan karena pelepasan pintu air di PLTA Koto Panjang. Tetapi juga karena intensitas hujan yang turun yang cukup tinggi.