TEMBILAHAN -- Gaungriau.com -- Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Gerakan Pemuda Mahasiswa Indragiri Hilir Pekanbaru (FGPMIP) menggelar aksi unjuk rasa damai, disejumlah titik kantor pemerintah, diantaranya kantor Bupati Inhil, di Jalan Akasia, Tembilahan, Senin 30 April 2018.

Aksi demo yang awalnya di kawal ketat petugas ini, merupakan buntut dari turunnya harga jual kelapa yang di rasakan para petani, khusunya para pantai di Kabupaten Indragiri Hilir.

Berdasarkan pers rilis, Korlap Asrul Asyari menyampaikan harga kelapa yang tidak sesuai lagi dari harga Rp 3500/kg hingga mencapai penurunan harga Rp 900. Hal ini menurutnya, mengakibatkan kesenjangan perekonomian masyarakat Inhil.

"Apalagi masyarakat Inhil hampir 70 persen kehidupannya bergantung terhadap hasil jual kelapa," teriak demonstran.

Selain itu, mereka juga mendesak agar pemerintah daerah menjalankan sistem resi gudang, mengacu pada Peraturan Bupati No 34 tahun 2015 tentang percepatan pelaksanan Resi Gudang yang bertujuan agar petani memiliki kekuatan daya tawar.

Karena itu, menurutnya tantangan besar pemerintah untuk menyelesaikan masalah paling urgen, lantaran menyakut masalah petani kelapa Inhil.

Tidak hanya itu, para demonstran juga mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap pemerintah yang terkesan melakukan pembiaran tanpa solusi.

"kami merasa kecewa kepada pemerintah yang tidak pernah peduli serta mencarikan solusi terhadap nasib para petani di Inhil," katanya.

Karena itu mereka menuntut pemerintahan, agar menaikkan harga kelapa di Inhil, menetapkan regulasi standar harga Kelapa, menjalankan resi gudang dan segera mungkin membentuk BUMD serta transparansi antara pemerintah dan MoU perusahaan yang ada di Inhil.

Setelah berunjuk rasa di kantor Bupati Inhil, para demonstran kemudian bergerak ke gedung DPRD Inhil dengan tuntutan yang sama.**(suf)