SIAK -- Gaungriau.com -- Jika anda pusing dengan hiruk pikuk kehidupan di perkotaan, tak ada salah nya saat musim libur tiba anda meluangkan waktu sejenak besama keluarga untuk melihat pemandangan indah, udara yang segar di tambah dengan kicawan suara burung burung yang merdu.

Anda tidak usah jauh jauh keluar daerah untuk berwisata bersama keluaraga, saat ini di kabupaten Siak tepatnya kampung Rawa Mekar Jaya Kecamatan Sungai Apit terdapat wisata alam hutan Mangrove yang layak untuk di kunjungi.

Kawasan ini yang dulunya rusak akibat penebangan liar, setelah di kelola kelompok sadar wisata setempat dari tahun 2012 di tetapkan sebagai area konservasi dan edukasi bagi pelajar, mahasiswa, dan pemerhati lingkungan. Ketua kelompok sadar wisata Rumah Alam Bakau Kampung Rawa Mekar Kecamatan Sungai Apit kabupaten Siak Setiono mengatakan, kawasan hutan Mangrove kampung Rawa Mekar memiliki luas 25 hektar, di dalam nya terdapat belasan satwa liar dan puluhan jenis batan bakau.

"Kawasan hutan bakau Rawa Mekar Jaya Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak ini kita jadikan areal konservasi dan edukasi, setelah dulunya rusak akibat penebangan liar sejak tahun 2013 kita pulihkan kembali, saat ini kami sudah menanam bibit bakau kurang lebih 17 ribu batang,"ungkap Setiono, saat di hubungi pada Kamis 7 Juni 2018.

Setiono menjelaskan, Saat ini kami sedang mengembangkan fasilitas seperti akses jalan dari kayu, pos pantau, area parkir kendaraan. Untuk memasuki area hutan bakau pengunjung hanya di kenakan biaya tiket masuk perorang sebesar Rp.5000 pengunjung bisa berjalan-jalan sambil menikmati asrinya hutan mangrove dan berfoto dengan latar belakang hutan bakau ini. Sarana perahu juga disediakan untuk pengunjung yang ingin mengitari hutan mangrove melalui jalur air. Biasanya kawasan wisata bakau ramai di datangi setiap musim liburan anak sekolah dan libur lebaran masyarakat baik lokal dan juga luar kabupaten mendatangi lokasi wisata hutan mangrove ini.

"Sebagai daerah konservasi kami saat ini terus melakukan penanaman bakau, hampir 18 ribu batang lebih yang sudah kami tanam. Kami juga menyiapkan pasilitas umum seperti jembatan kayu yang sudah di bangun sepanjang 1 kilo meter, pembangunan tempat selfe, parkir dan rumah rumah tempat istirahat bagi para pengunjung, sebagai penunjang fasilitas objek wisata,"terang Setiono.

Tambah Setiono lagi, Kegiatan wisata di area hutan mangrove disamping mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat sekitar dengan menyediakan lapangan pekerjaan dan kesempatan usaha di sekitar area ekosistem hutan dan ekosistem pantai, juga mampu menjaga keseimbangan lingkungan dan ekosistem hutan, khususnya hutan mangrove. Sejak di canagkan oleh pemkab Siak hutan bakau kampung rawang mekar jaya, sebagai daerahn konservasi dan objek wisata edukasi, sudah banyak mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota pekanbaru yang melakukan penelitian dan berwisata ke tempat kami.

http://gaungriau.com/gambar/foto/1297818148.jpg

"Alhamdulillah, dengan adanya tamu dan pengunjung datang kesini, daerah kami menjadi di kenal orang, sangat banyak manfaat melestarikan hutan bakau ini, selain menjaga keseimbangan alam, juga dapat mendatangkan nilai ekonomi bagi warga setempat,"pungkasnya.

Namun yang menjadi kendala saat ini adalah akses jalan menujun lokasi di objek wisata bakau sangat memperihatinkan yang di sebapkan rusak harapannya, ini menjadi perhatian pemkab Siak agar segera diperbaiki. Sehingga untuk kelokasi wisata dapat di tempuh dangan waktu singkat.

"Hutan bakau ini terdapat 17 jenis batang Mangrove (bakau) diantaranya, Bakau Puteh, Kedabu, Tembusing, Api-api putih. Sedangkan hewan khas terdapat 10 jenis burung, sedangkan ikan terdapat 11 jenis, dan 9 jenis siput hutan bakau. flora dan fauna yang ada di hutan bakau ini senantiasa terjaga dari tangan-tangan yang tidak bertangung jawab,"tandas Setiono.**(jas/rls)