Gaungriau.com (DUMAI) -- Asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih menyelimuti Kota Dumai, pada Senin 16 September 2019. Berdasarkan kasat mata dan hasil data BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Fisika) Riau , bahwa kualitas udara masih tergolong kualitas udara tidak sehat.

Menyikapi hal itu ratusan mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi (STT) Dumai
turun kejalan dan memasang masker berupa kain putih kepada patung Burung Serindit yang berada di bundaran Simpang Sukajadi depan Bank Riau Kepri yang merupakan salah satu ikon Dumai.

Usai memasangkan masker dipatung burung Serindit sebagai sikap protes kepada perintah terutama kota Dumai bahwa patung aja perlu udara segar bagaimana dengan masyarakat saat ini, ratusan mahasiswapun langsung bertolak ke kantor DPRD Dumai jalan Tuanku Tambusai, Bagan Besar Kecamatan Bukit Kapur untuk menyampaikan aspirasi mereka.

Sekitar pukul 11.45 wib, mahasiswa mulai berorasi dengan pengawalan ketat dari pihak kepolisian. Para demontrasi dari mahasiswa STT Dumai itupun mendapat sambutan langsung ketua DPRD sementara Supryanto didampingi Agus Purwanto dan Mawardi, Hasrizal serta Edison.

Dihadapan para anggota DPRD Kota Dumai yang baru saja dilantik beberapa Minggu lalu, para mahasiswa meminta anggota DPRD selaku wakil rakyat untuk mendesak pemerintah Kota Dumai mengambil sikap terkait adanya bencana kabut asap ini.

Mereka menilai pemerintah tidak bisa berbuat apa- apa dalam mengatasi kabut asap dan perlu adanya penegasan terhadap Karhutla.

Para Mahasiswa ini juga menilai kinerja anggota DPRD tidak melakukan upaya dalam mengatasi persoalan kabut asap , terlalu dingin dan cuek. Mereka tidak sadar sudah banyak para pemilih mereka (rakyat red) yang jadi korban, Dumai sudah ada ibu rumah tangga yang pengsan saat mengendarai sepeda motor karena asap ini.

Korlap (Koordinator lapangan) Mahasiswa STT Dumai Muhammad Khadafi menganggap DPRD Kota Dumai tidak peka terhadap kabut asap dan menilai DPRD masa bodoh terkait kondisi kabut asap ini.

Dimana saat ini masyarakat Kota Dumai sudah banyak korban akan kejadian kabut asap ini. Mereka prihatin akan kejadian kabut asap dan menilai tidak adanya upaya maksimal dalam mengatasi bencana asap yang telah banyak merugikan rakyat baik di sisi ekonomi maupun pendidikan.

Kata mereka lagi menganggap bencana kabut asap merupakan pembunuhan massal dan kedatangan mahasiswa merupakan aksi peduli akan bencana kabut asap yang terjadi di Riau dan kota Dumai.

Dalam hal ini meminta tegas dan langkah terobosan akan bencana kabut asap dapat segera di Carikan solusi secepatnya, agar masyarakat kembali menghirup udara segar.

Pantauan dilapangan, karena penyampaian aspirasi kurang ditangapi dan tidak memuaskan yang disampaikan para wakil rakyat, akhirnya mahasiswa melempari anggota DPRD tersebut dengan masker ke anggota DPRD karena kecewa akan bencana asap.

Pimpinan sementara DPRD Kota Dumai Supriyanto menyambut baik kepedulian mahasiswa dalam aksi kabut asap dalam hal ini DPRD Kota Dumai akan melakukan upaya penanganan karhutla dan kabut asap secepatnya teratasi.**(sar)