• Foto: Humas Universitas Riau

PEKANBARU -- Gaungriau.com -- Sangat disayangkan jika kita memiliki hutan, tetapi masyarakat sekitar masih hidup digaris kemiskinan. Untuk itu, pembangunan hijau yang menguntungkan bagi lingkungan hidup serta memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat merupakan kenginan kami untuk diwujudkan secara bersama.

Demikian disampaikan Wakil Ketua Dewan Pembina Yayasan Belantara Prof Jatna Supriatna saat melakukan Penandatanan Nota Kesepahaman (MoU) dengan Universitas Riau (UR), Senin 8 Janauri 2018 di Ruang DPH Gedung Rektorat UR.

“Diantara mimpi Yayasan Belantara adalah bagaimana hutan itu bisa dikelola dengan baik secara bersama dan dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat. Kita terus mencari inovasi sehingga pengelolaan hutan ini bisa dilakukan secara berkelanjutan. Untuk mewujudkan keinginan ini, tentunya membutuhan bantuan dari barbagai pihak dari multi disiplin ilmu, misalnya bidang kehutanan, ekonomi, sosial dan bidang ilmu lainnya,” jelas Jatna, seperti dalam rilis yang diterima redaksi.

Kawasan konservasi ini, lanjut Jatna, membutuhkan banyak riset dan inovasi dari para akademisi yang memiliki para peneliti, baik dari dosen maupun mahasiswa. Untuk itulah kita ingin mengajak Universitas Riau sebagai salah satu Universitas terbesar di Riau untuk saling bersinergi dalam mewujudkan pengelolaan hutan ini secara berkelanjutan.

Peluang kerjasama ini disambut baik oleh Rektor UR, Prof Dr Ir Aras Mulyadi DEA. Dalam pertemuan penandatangan ini, Rektor UR mengharapkan UR dan Yayasan Nusantara dapat bersinergi dalam menemukan inovasi yang bisa diterapkan dalam pengelolaan hutan ini.

“Universitas Riau memiliki 10 fakultas, pada masing-masing fakultas ini memilki para dosen yang ahli pada bidangnya yang siap bekerja sama dengan Yayasan Belantara dalam menemukan inovasi dalam pengelolaan hutan ini,” sebut Rektor.

Selain memiliki Sumber Daya Manusia, lanjut Rektor, Universitas Riau juga memiliki lahan yang cukup luas yaitu sekitar 345 Hektar, namun yang telah termanfaatkan baru sekitar 40 persen. Di dalam kawasan kampus ini terdapat kawasan hijau seperti Ruang Terbuka Hijau (RTH), Arboretum, dan Hutan Serbaguna Muctar Lutfi yang sedang proses pembangunan.

“Selain di Kampus Bina Widya Panam, Universitas Riau juga memiliki kawasan hijau di Kampus Purnama Dumai. Pada kawasan ini UR memiliki 50 Hektar lahan, yang 16 hektarnya merupakan konservasi Hutan Bakau. Pada kawasan hijau ini, Universitas Riau memilki konsep pengembangan bagaimana kawasan itu selain bisa dijadikan sebagai rekreasi bagi masyarakat, juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan dan penelitian bagi civitas akademika UR,” lanjut Aras.

Ruang lingkup kerjasama ini, tambah Rektor, kedepannya bisa kita rancang sesuai dengan apa yang tertuang dalam MoU ini. Dengan adanya kerjasama ini, maka akan menjadi komitmen bagi kita untuk bersama-sama menjaga alam ini secara baik dan berkelanjutan, serta menjaga bumi yang telah diwariskan Allah untuk anak cucu kita ini.

“Mudah-mudahan kerjasama ini akan dapat memberikan kepada masing masing kita untuk melakukan pengembangan konservasi flora dan fauna khususnya di Provinsi Riau," pungkasnya.**(mad)