JAKARTA -- gaungriau.com -- Persija Jakarta sukses meraih juara Go-Jek Liga 1 2018 usai meraih kemenangan 2-1 atas Mitra Kukar dalam laga pamungkas di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad 9 Desember 2018. Dengan gelar juara ini penantian Persija selama 17 tahun akhirnya tercapai. Macan Kemayoran julukan Persija terakhir meraih juara Liga Indonesia pada tahun 2001.

Selain itu, pelatih Persija, Stefano Cugurra dan pemain Rohit Chand meraih penghargaan sebagai pelatih dan dan pemain terbaik Go-Jek Liga 1 2018.

Pada awal laga, Persija langsung melakukan serangan ke gawang Mitra Kukar. 10 menit pertama tidak ada celah diberikan oleh lini serang Persija ke pertahanan Mitra Kukar. Gol pembuka Persija dicetak melalui titik penalti di menit ke-19setelah Marko Simic dijatuhkan oleh pemain belakang Mitra Kukar. Marko Simic sukses tuntaskan eksekusi penalti.

Unggul tidak membuat Persija puas, mereka terus menekan. Persija mendapatkan peluang pada menit ke-36 namun upaya Renan Silva masih bisa ditepis kiper Mitra Kukar, Yoo Jaehoon. Tak ada gol lagi di babak pertama. Gol penalti Marko Simic membawa Persija Jakarta unggul hingga turun minum.

Memasuki babak kedua, Persija memasukkan Ramdani membuat mereka semakin menyerang. Beberapa kali upaya dilakukan Persija namun tidak ada gol tercipta.

Persija sukses menggandakan peluang pada menit ke-59 melalui sundulan Marko Simic. Mitra Kukar sempat memperkecil kedudukan menjadi 2-1 melalui Aldino. Namun setelah itu tidak ada gol tercipta skor ini tetap menjadi keunggulan Persija sekaligus mereka mengunci gelar juara.

Usai laga, Pelatih Persija, Stefano Cugurra, membeberkan berbagai kunci keberhasilan timnya meriah gelar musim ini. Namun, satu hal yang paling penting disorot adalah status Persija yang musim ini lebih sering jadi tim musafir, bermain di luar Jakarta.

"Sejak 2016 saya sudah dengar bahwa Persija tidak punya homebase, saya belum di sini tapi orang-orang bilang, yang mayoritas main di Solo, seperti tahun ini mayoritas main di Bantul. Tapi dari awal musim kami sudah kerja keras," beber Teco, sapaan Stefano.

"Kami uji coba di luar, seperti ke Malaysia untuk turnamen. Waktu Asian Games kami juga tidak bisa pakai GBK atau Patriot [Candrabhaga], tapi saya bilang sama pemain jangan banyak pakai alasan, karena sepakbola tetap 11 lawan 11, kalau banyak alasan maka tidak bisa menang," tegasnya.

Kapten tim Ismed Sofyan menyatakan tekad juang skuat Macan Kemayoran sangat luar biasa. Padahal, mereka hanya punya waktu sedikit untuk istirahat karena harus bermain kandang di luar Jakarta.

"Tahun ini tidak mudah bagi kami, tidak punya homebase dan stadion sendiri, tapi pemain punya mental luar biasa untuk bertanding di luar Jakarta. Alhamdulillah pemain punya mental luar biasa. Saya pikir ini kerja keras yang luar biasa, karena seperti kata coach Teco bahwa sepakbola 11 lawan 11 yang di lapangan, tidak ada yang lain," katanya.**(bbg)