PEKANBARU --gaungriau.com --Menyikapi pelaksanaan Revolusi Industri 4.0, Perguruan Tinggi seharusnya mempersiapkan diri baik bagi civitas akademika, maupun kepada Mahasiswa.

Hal itu disampaikan Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian dan Pengembangan PP Muhammadiyah Prof Dr H Edy Suandi Hamid M.Ec dalam pemaparannya pada kuliah umum, Senin 4 November 2018, di lantai III kampus Ahmad Dahlan, Pekanbaru.

Edy saat itu juga menekankan perguruan tinggi baik lembaga maupun mahasiswa harus disiapkan menghadapi era revolusi industri 4.0.

Revolusi industri 4.0 menurut Edy ditandai dengan berkembang pesatnya teknologi. Karena itu, lulusan perguruan tinggi mesti memiliki keahlian khusus dan tidak sekadar menghasilkan sarjana saja.

"Lulusan perguruan tinggi harus punya keunikan untuk berimprovisasi saat masuk dunia kerja. Sehingga mereka punya bekal melakukan inovasi. Mengajar pun tak boleh kaku. Harus mengikuti perkembangan," kata Edy.

Ditambahkannya, kalau hanya bekerja sesuai rutinitas, maka ia tak akan berkembang. Di era revolusi industri 4.0, berkembang produk-produk yang bisa berpikir seperti manusia. Karena itu manusia harus mampu mempunyai keunikan agar tetap dibutuhkan.

Oleh karena itu, lembaga dalam hal ini Universitas juga harus memperbaharui kurikulumnya. Tidak boleh kaku. Mahasiswa juga harus mampu mengikuti perubahan. Karena perubahan ini berlangsung terus menerus.

"Apalagi, revolusi industri ini perubahannya begitu cepat. Tidak bisa dihadapi dengan statis. Tapi harus kreatif, inovatif dan terbuka pikirannya," tegasnya.

Edy menambahkan, saat ini, perguruan tinggi Indonesia pada umumnya masih biasa melakukan berbagai perubahan dalam menyikapi revolusi induatri 4.0 ini. Misalnya di Umri yang tengah mengembangkan secara fisik secara luar biasa. Tapi, jangan hanya fisik, proses belajar mengajar juga perlu berubah. Hal ini perlu dicermati oleh Badan Penjamin Mutu.

"Mereka tidak boleh pasif. Kurikulum juga harus diperbaharui setiap saat. Kalau bisa setiap tahun, dua atau lima tahun. Tapi dengan kondisi sekarang harusnya diperbaharui setiap tahun," pungkasnya.

Sementara Rektor Umri, Dr H Mubarak MSi menegaskan, mahasiswa perlu mengetahui strategi dalam menghadapi revolusi industri 4.0. Karena revolusi ini membuat semuanya berubah.

Akan ada peralihan dari manusia ke robot. Tentu orang pilihan sajalah nanti yang bisa menang dalam persaingan. Artinya, bukan ekonom IPK tinggi tapi yang bisa memanfaatkan semua peluang.

“Revolusi industri 4.0 ini harus dimanfaatkan sebagai sebuah peluang. Mahasiswa Umri harus menjadi orang optimis. Harus berada di depan untuk memanfaatkan kemajuan-kemajuan dalam revolusi industri 4.0 ini,” ungkapnya.**(mad)