PEKANBARU-- Riau Development Institute (RDI) sebuah lembaga riset dan konsultan yang fokus melakukan kajian terkait perilaku pemilih pada setiap pemilihan umum (Pileg dan Pilkada) di Provinsi Riau merilis hasil temuannya. Dari kajian yang dilakukan, berdasarkan survey dan analisis data lapangan, RDI menyimpulkan pada Pilkada Dumai akan terjadi kejutan.

"Kita memang fokus mencermati dinamika Pilwako, di Pekanbaru dan Dumai pada Pilkada serentak tahun ini. Trend dan kecenderungan perilaku pemilih dan pergeseran arah dukungan pemilih di dua kota ini menjadi sebuah kajian yang menarik bagi RDI untuk kepentingan keilmuan. Perubahan dan pergeseran dukungan pemilih di dua kota ini sangat dinamis, bergantung dengan isu serta informasi yang diterima masyarakat baik melalui media massa, media sosial dan interaksi personal. Barangkali ini menjadi ciri dari masyarakat perkotaan," papar Direktur Eksekutif RDI DR. Bambang Hermanto, MA kepada awak media dalam konferensi persnya di Leng Caffee , Jalan Soebrantas, Pekanbaru, Senin 25 November 2024.

Dalam ekspos hasil kajian yang dilakukan RDI, Bambang Hermanto menemukan hal menarik untuk Pilwako Dumai. Dikatakan Bambang, meski tidak berbeda jauh dengan trend yang terjadi di Pekanbaru, pemilih di Dumai lebih cair dan mudah mengalihkan dukungan. Menurut Bambang, pergerakan dukungan masyarakat begitu signifikan, baik sebelum maupun setelah penetapan pasangan calon.

"Kami melakukan tiga kali survey, sebelum, setelah kampanye berlangsung dan diakhir-akhir masa kampanye. Arah dukungan publik di Dumai terus berubah-ubah, baik sebelum dan setelah penetapan paslon. Angkanya bergerak dinamis, bahkan setelah tiga minggu masa kampanye, terjadi perubahan dukungan untuk semua paslon. Temuan di lapangan jumlah swing votter masih lebar dan belum mengerucut," jelas Bambang yang juga aktif pada isu politik di Propinsi Riau.

Jika pada survey awal, kata Bambang, arah dukungan didominasi oleh Paisal dan Ferdiansyah, dikarenakan dua nama ini gencar melakukan sosialisasi dari awal. Sedangkan Eddy A. Mohd Yatim yang muncul belakangan, menjadi "kuda hitam". Menariknya, setelah ketiga pasangan calon dipastikan ikut berlayar dalam Pilkada Dumai, pergerakan dukungan terus mengalami perubahan.

Bambang mengatakan survey yang dilakukan 12-18 Oktober 2024, pergerakan dukungan semakin terasa. Pasangan Paisal-Sugiyarto masih menempati posisi teratas 40,2 persen, diikuti dengan pasangan Ferdiansyah-Soeparto diangka 16,2 persen, sedangkan pasangan Eddy A. Mohd Yatim-Almainis 15,0 persen. Dengan jumlah swing voter dan mereka yang belum menentukan pilihan sebanyak 28,6 persen.

Ditambahkan Bambang, kondisi di Kota Dumai ini sangat berbeda dengan Kota Pekanbaru. Di Pekanbaru, perubahan dukungan yang terjadi tidak terlalu signifikan dengan isu-isu yang berkembang di media sosial, pemberitaan serta debat publik yang dilakukan KPU. Jika pun terjadi pergeseran, mereka yang sudah bulat dengan pilihannya tidak terlalu banyak yang pindah dukungan.

Kemudian, jelas Bambang, ketika dilakukan survey pada awal November setelah debat perdana, kembali terjadi pergeseran dukungan yang signifikan. Pasangan Paisal-Sugiyarto masih berada di posisi teratas dengan 32,6 persen. Artinya, ada peralihan dukungan dari pemilih terhadap pasangan ini. Menariknya, posisi pasangan Eddy A. Mohd Yatim-Almainis memperoleh dukungan 28,2 persen menyalip posisi pasangan Ferdiansyah-Soeparto dengan 21,8 persen. Sedangkan jumlah swing voter atau mereka yang belum menentukan pilihan masih tinggi, yakni 17,4 persen.

"Karena itu, kami tidak berani memprediksi hasil Pilwako Dumai. Sebab semakin ke ujung, selisih antar paslon semakin tipis. Bahkan paslon Eddy Yatim-Almainis yang semula kurang diperhitungkan, setelah gencar melakukan sosialisasi hingga akhir masa kampanye dan usai debat publik, progresnya semakin terus bergerak. Bahkan pada penutupan masa kampanye, dengan pola canvasing menurunkan tim direct selling ke rumah-rumah dan blusukan ke pasar serta pusat keramaian, makin memberi branding pasangan ini. Malah pada survey awal November, posisinya sudah mulai mengejar dan menempati urutan dua dengan selisih angka yang tidak begitu besar, hanya berkisar 4,4 persen dengan posisi di atas. Sementara swing voter masih tersisa 17,4 persen lagi mendekati hari pemilihan. Jika trend ini terus terjadi, menjelang hari pencoblosan yang tinggal beberapa hari lagi, bukan tidak mungkin pasangan Eddy A. Mohd Yatim-Almainis bakal menjadi "kuda hitam" dan keluar sebagai pemenang pada Pilkada Dumai," tutup Bambang.***