JAKARTA -- Gaungriau.com -- Setelah dilantik sebagai anggota DPR, Mafirion langsung menerima pengaduan 26 anak yang tergabung dalam Sekolah Sepak Bola (SSB) Kampar United usai menyabet gelar tim terbaik dan titel juara Turnamen nasional Sepak Bola Anak Indonesia (SBAI) ke-5 di Jakarta. Atas prestasi itu, SSB Kampar United itu, ditunjuk mewakili Indonesia pada Kejuaran di Vietnam, 8 Agustus mendatang.

Namun prestasi anak-anak berusia 12-14 tahun tersebut tidak memperoleh apresiasi dan selebrasi layaknya sebagai tim kampiun. Anak-anak tersebut kini terlantar di ibukota Jakarta dan memiliki kewajiban sebesar Rp5juta untuk penginapan di Mess di stadion Cengkareng, Jakarta Barat, selama enam hari dan biaya makan.

"Mereka tak bisa pulang karena 9 dari 26 anak tak punya biaya untuk pulang ke Kampar karena mereka yatim dan miskin. Sisanya, bagi yang masih memiliki orang tua, mereka iuran untuk membelikan tiket pulang anak-anaknya ke Riau, " kata Mafirion saat menerima aspirasi SSB Kampar Unites di ruang Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) Nusantara I, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin 2 April 2018.

Mafirion menambahkan dari para tunas muda itu juga tidak bisa keluar dari Mess tempatnya menginap karena masih berhutang dan sewa Mess. Padahal sejak menginjakkan kaki di Jakarta 27 Maret lalu, untuk beaya makan, seluruh anggota tim telah berhemat dengan membawa lauk pauk dari kampungnya sendiri.

Memperoleh keluhan tim SSB Kampar United, Mafirion mengaku sedih dan menilai peristiwa tersebut sebagai bentuk kurangnya kordinasi SSB Kampar United dengan Pemda Riau dan Kampar. Seraya mendonasikan bantuan sebesar Rp10 juta, legislator Fraksi PKB itu berharap seluruh anggota tim SSB Kampar Unite harus segera pulang untuk mengikuti ujian akhir semester.

“Hutang mess dan kekurangan tiket saya bantu. Kalau ada pesawat malam ini, malam ini juga kalian harus pulang. Ingat adek adek ini sebagian ujian. Kalian sudah mengharumkan nama Riau, kalian ini aset nyata dan harus dibantu, “ kata Mafirion seraya meminta ke depan agar mengedepankan komunikasi dan kordinasi.

Siap Menjadi Manajer Kampar United

Mantan pengurus Komite Eksekutif PSSI itu meminta agar setiba di Kampar, segera menghadap ke Pemda Kampar dan DPRD Riau untuk menghadapi iven berikutnya ke Vietnam yang membutuhkan beaya.

Mafirion juga berpesan agar seluruh anggota SSB Kampar United semangat berlatih dan tak terlalu memikirkan beaya jelang keberangkatan menuju Vietnam. Sebagai pecandu sepakbola, Mafirion mengaku siap mendukung penuh SSB Kampar United ke Vietnam.

“Soal biaya kalian jangan risau. Yang penting, kalian harus semangat tetap berlatih biar pihak pelatih dan manajemen yang mencari solusi, tugas kalian adalah berlatih keras. Bila perlu, saya menjadi manajernya ke Vietnam, “ katanya.

Sementara pelatih SSB Kampar United Yendra Gandi mengatakan Pemda Riau terutama Dinas Pemuda dan Olahraga di beberapa daerah di Riau, tak pernah memiliki perhatian serius terhadap anak-anak yang berprestasi di berbagai bidang dan mengharumkan nama daerah.

"Beginilah keadaan kita. Anak-anak kita dipaksa berfikir dan berperan melampaui usianya. Tapi, mereka masih gembira dan memberikan prestasi, " kata sang pelatih Yendra Gandi.

Yendara mengungkapkan untuk mengikuti kejuaraan SBAI ke-5, pihaknya murni menggunakan biaya sendiri tanpa bantuan Pemda Riau dan Kampar. "Kami hanya dijanjikan untuk dibantu. Tapi, tak pernah ada bantuan. Tapi, saya senang, anak-anak ini tetap gembira dengan segala penderitaannya. Mereka masih berprestasi. Mereka juara. Mereka petarung sesungguhnya, " katanya.

"Saya kelas 3 SMP. Hari ini, saya ujian akhir, tapi saya masih di sini. Saya menyusul saja ujian, saya mau pulang bersama teman-teman, " kata kapten Kampar United, Aldo.

Bantuan serupa diberikan oleh senator Riau, Abdul Ghafar Usman. Anggota DPD RI provinsi Riau itu memberikan bantuan sebesar Rp2juta dan sewa bus untuk mengantar anak-anak Kampar United menuju mess dan Bandara.**(bbg)