• Rektor UMRI Dr MUbarak saat menerima piagam penghargaan Rekor MURI dan Awan Rahargo

Gaungriau.com (PEKANBARU) -- Gubernur Riau Drs Syamsuar MSi menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) dalam menjaga kebudayaan Melayu, seperti yang dilakukan dengan membuat Tanjak terbesar di Indonesia dan meraih rekor MURI.

Hal itu Syamsuar dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Kepala Dionas Kebudayaan Riau Yoserizal Zein dalam kegiatan pembukaan pekan Budaya dan Wirausaha sekaligus pemberian penghargaan rekor MURI untuk kategori pembuatan Tanjak terbesar di Indonesia, Ahad 31 Maret 2019 di kampus UMRI, jalan Tuanku Tambusai Ujung Pekanbaru.

Terlebih UMRI juga merupakan Universitas yang konsen dalam menciptakan entrepnuership sejak beberapa tahun terakhir. Hal ini sangat sejalan dengan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau yang sangat memperhatikan ekonomi kreatif yang dilakukan masyarakat.

"Kita sangat mendorong pelaku-pelaku usaha ekonomi khususnya dari para generasi muda, seperti yang dilakukan UMRI. Ini adalah sebuah terobosan baru yang sangat kita apresiasi, kegiatan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang berbasis budaya," kata Dia.

Hal ini menurut Gubernur juga sangat mendukung Pemerintah Provinsi Riau dalam mengembangkan sektor wisata, dimana Tanjak merupakan salah satu artepak kebudayaan Melayu yang meski sempat terpinggirkan, namun dalam beberapa tahun terakhir, tanjak ini menjadi tren yang tidak hanya dipakai oleh para tetua, tetapi juga para generasi muda.

"Bahkan, melalui kreatifitas yang mereka buat, saat ini terdapat berbagai macam jenis Tanjak, yang berada ditengah masyarakat Riau. Kondisi ini tentu sangat positif bagi Riau, khususnya dalam menjaga dan terus melestarikan kebudayaan Melayu," tukasnya.

Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Al Azhar juga mengapresiasi apa yang dilakukan UMRI dengan membuat Tanjak terbesar di Indonesia."
Semoga UMRI tetap terdepan dalam mempertahankan kebudayaan Melayu dalam artian mengembalikan nilai-nilai kebudayaan Melayu dalam kehidupan sehari-hari dan artepak," kata Al Azhar saat menyampaikan sambutan.

Tanjak dipaparkan Al Azhar adalah sesuai yang memiliki nilai tinggi dalam Melayu. Dari letaknya di kepala, maka tanjak berhubungan dengan fungsi kepala dari yang teratas bagian tubuh, Kepala merupakan simbolisasi dari kehormatan bagian tubuh.

Disebutkannya, dari inventarisir yang dilakukan Alm H Tennas Effendi, terdapat 76 jenis tanjak Malayu Riau. Dan jumlah itu jika sekrang di inventarisis, tentu akan lebih banyak lagi jumlahnya. Hal itu dikarenakan semakin kreatifnya kaum milenial Melayu dalam membuat berbagai jenis Tanjak di negeri ini.

"Bahwa budaya melayu itu tidak akan hilang dibumi, karena ada anak-anak melayu yang akan terus mempertahakan dan yang lebih membanggakan adalah akan terus menciptakan inovasi-inovasi dalam memajukan dan mengembangkan budaya Melayu ini," pungkasnya.

Sementara piagam rekor MURI itu diserahkan Awan Rahargo dari MURI, kepada Rektor UMRI Dr MUbarak MSi. Awan Rahargo menjelaskan, pemberian rekor MURI kepada UMRI yang mambuat reflika Tanjak Tebing Runtuh tersebut sudah sesuai dengan kriteria pemberian penghargaan yakni dalam membuat objek yang luar biasa.

"MURI itu memberikan penghargaan itu adalah dalam bentuk kegiatan yang terukur, seperti melaksnakan kegiatan dengan jumlah yang terlibat sangat banyak, membuat sesuatu yang unik, dan UMRI ini adalah membuat suatu objek yang cukup besar dan ini baru pertama di Indonesia, makanya hari ini kita menyerahkan penghargaan atau piaram Rekor MURI bernomor 8940 untuk UMRI," jelas Awan.**(mad)