Gaungriau.com (PEKANBARU) -- Dibarengi dengan kegiatan Forum Group Discussion (FGD) yang akan menghadirkan Gubernur Riau, Ketua DPRD Riau dan Ketua LAM Riau, Panitia pengukuhan dan pelantikan pengurus Forum Juruwarta Melayu Riau (FJMR) bergerak cepat dengan mengadakan rapat bersama pengurus DPP FJMR, Senin 2 September 2019 lalu.
Rapat yang dipimpin Ketua panitia pengukuhan dan pelantikan pengurus FJMR Se-provinsi Riau, Elfis, S.Sos, berlangsung khidmat dan berjalan lancar yang dihadiri pengurus dan dewan pengawas Dewan Pimpinan Pusat (DPP) FJMR.
Elfis mengatakan kepada wartawan, bahwasanya pengukuhan dan pelantikan FJMR merupakan momentum membangkitkan jurnalis Melayu untuk bisa berbuat di Riau Tanah Tumpah Darah Melayu atau dikenal dengan slogan "Riau The Homeland of Melayu".
"Panitia akan berusaha semaksimal mungkin untuk menyukseskan acara pengukuhan dan pelantikan pengurus FJMR Se-provinsi Riau. Mohon doa dan dukungan kepada seluruh jurnalis Melayu dan rekan-rekan wartawan di provinsi Riau ini," cakap Elfis yang juga sebagai wakil ketua di DPP FJMR didampingi Sekretaris panitia, Herdi Yulian dan Bendahara panitia, Indra Maulid.
Konsep acara pengukuhan dan pelantikan pengurus FJMR ini dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) atau kelompok diskusi terarah menghadirkan narasumber Gubernur Riau, Ketua DPRD Riau dan Ketua LAM Riau. Para peserta diskusi dari pengurus BEM danmahasiswa Universitas terbesar di Provinsi Riau. Acara pengukuhan dan pelantikan ini dimeriahkan hiburan dendang Melayu oleh seniman Khairuddin Al Young Riau.
"Kita optimis acara pengukuhan dan pelantikan disertai acara FGD menghadirkan tokoh Riau dan BEM dari Universitas besar di Provinsi Riau berlangsung menarik dan sukses," ucap Elfis kepada para awak media.
Sebelumnya, Ketua umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAM Riau, Datuk Syahrir Abu Bakar mendukung terbentuknya FJMR baik secara kelembagaan maupun selaku tokoh Melayu Riau.
"Kami mendukung terbentuknya forum ini karena dapat memberi kontribusi pemikiran, gagasan untuk membangun negeri melayu," ungkap Datuk Syahrir.
Tokoh Masyarakat Riau yang juga Gubernur Riau ke-10 Datuk H Saleh Djasit, SH sangat mengapresiasi terbentuknya FJMR ini.
"Forum FJMR ini sangat membantu perkembangan dunia melayu Riau kedepannya. Dengan adanya forum ini, anak kemenakan Melayu akan bisa memanfaatkan forum ini untuk berdiskusi dalam pencapaian visi misi Riau 2020," papar Datuk H Saleh Djasit selaku pengagas Visi Misi Riau 2020 dan juga Dewan Penasehat FJMR.
Datuk H Saleh Djasit menambahkan mari dukung jargon, "Riau The Homeland of Melayu" dan tunjukan kita orang melayu bisa maju dan menerima siapa saja tamu kita, tapi tetap berpegang Riau buminya Melayu.
Visi Riau 2020 secara eksplisit ditetapkan dalam Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Riau No.36 tahun 2001 yakni, "Terwujudnya Provinsi Riau Sebagai Pusat Perekonomian Dan Kebudayaan Melayu Di Asia Tenggara Tahun 2020 Dalam Lingkungan Masyarakat Yang Agamis, Sejahtera Lahir Dan Bathin".
Ketua umum FJMR, Yefrizal, SE yang juga pimpinan Umum Media Sigap Indonesia dan The Mimbar Melayu ini mengajak semua insan pers melayu Riau bergabung ke organisasi FJMR ini.
"Alhamdulillah legalitas pengesahan FJMR sudah sampai Keputusan Menkumham Republik Indonsia, Nomor AHU-0007085.AH.01.07.Tahun 2019. Mari saudara ku insan pers melayu Riau bergabung bersama FJMRuntuk membangun negeri kita negeri melayu Riau yang kaya akan Sumber Daya Alam, tapi masyarakatnya masih banyak yang belum sejahtera," ajak Yefrizal didampingi Sekretaris umum FJMR, Tamrin Ismail di sekretariat FJMR komplek Lembaga Adat Melayu Riau, Rabu 4 September 2019.
Dijelaskan Yefrizal, melalui forum ini, kita akan selalu berdiskusi dengan insan pers, tokoh adat Melayu, masyarakat marjinal, cendekiawan Melayu untuk memberi masukan kepada lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif demi kemajuan negeri Melayu Riau.
"Sekarang FJMR sudah terbentuk di Kabupaten dan Kota di Provinsi Riau. Mudah-mudahan melalui FJMR ini bisa mengedukasi para jurnalis Melayu Riau," harap Yefrizal yang juga dipanggil Atan ini.
Ditambahkan Yefrizal, filosofi pembangunan daerah Provinsi Riau mengacu kepada nilai-nilai luhur kebudayaan Melayu sebagai kawasan lintas budaya yang telah menjadi jati diri masyarakatnya sebagaimana terungkap dari ucapan Laksamana Hang Tuah, "Tuah Sakti Hamba Negeri, Esa Hilang Dua Terbilang, Patah Tumbuh Hilang Berganti, Takkan Melayu Hilang di Bumi".**(rls/mad)